Kelas : XI MIPA & XI IPS
Assalamualaikum wr.wb.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Sebelum kita mulai belajar dikelas online ini, marilah kita berdoa terlebih dahulu. Silahkan berdoa sesuai ajaran agama masing-masing. Berdoa dipersilahkan..
Selamat datang di Kelas Online. Hari ini kita akan membahas materi peristiwa Rengasdengklok dan Perumusan Teks Proklamasi. Ooya.. jika ada pertanyaan nanti silahkan kalian tulis di kolom komentar ini ya.. (Yang bertanya dapat poin lho..)
Oke.. Kalian masih ingat kan, Sebelum Jepang menyerah kepada sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia. Siapa yang memberikan janji itu? Ia adalah Perdana Menteri Koiso pada tanggal 17 September 1944 pada saat sidang istimewa Parlemen Jepang di Tokyo.
Oke.. Realisasi dari janji tersebut dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1 Maret 1945. BPUPKI diketuai oleh dr.K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat. Tujuannya adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pembentukan Negara Indonesia Merdeka.
Kalian perlu ingat juga ya gaes.. BPUPKI dua kali menggelar sidang:
*Sidang pertama BPUPKI tgl 29 Mei - 1 Juni 1945 tokoh-tokoh seperti Moh. Yamin, Supomo dan Soekarno menyampaikan ide gagasannya tentang dasar negara kita. Semua gagasan tersebut kemudian dibahas dalam Panitia Kecil / Panitia 9, yang kemudian dihasilkan PIAGAM JAKARTA.
*Sidang kedua dilaksanakan pada tanggal 10 Juli - 16 Juli 1945. Pada sidang ini membahas tentang : Wilayah NKRI, Kewarganegaraan Indonesia, Rancangan UUD, Ekonomi & Keuangan, Pembelaan Negara, Pendidikan & Pengajaran.
Setelah tugas BPUPKI selesai gaes langsung dibentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Soekarno. Tujuannya jelas mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Perlu kalian ketahui juga ya gaes.. sehari sebelum pembentukan PPKI, pada tanggal 6 Agustus 1945 Kota Hiroshima dibom atom oleh Amerika Serikat (AS).
Ingat tanggal-tanggal ini aja gaes.. kalian cukup baca saja ya.. tidak perlu berfikir keras untuk menghafalnya. Saya tahu kalian akan berontak.
9 Agustus 1945 :
Kota Nagasaki dibom atom oleh AS gaes. Akibat situasi tersebut langsung pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Muhammad Hatta, Radjiman Wediodiningrat diterbangkan ke Dalat, Vietnam Selatan menemui Marsekal Terauchi untuk menetapkan tanggal kemerdekaan Indonesia yaitu sekitar 24 Agustus 1945. Jepang mulai panik gaes.
10 Agustus 1945 :
Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio siaran luar negeri yang saat itu dilarang gaes, ia mendapatkan kabar bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Semangat golongan muda kita saat itu mulai berkobar - kobar gaes.
14 Agustus 1945 :
Soekarno, Muhammad Hatta, Radjiman Wediodiningrat kembali dari Dalat. Habis travelling ke Vietnam gaes menemui Mar. Terauchi.
Setibanya mereka di Indonesia, ee.. Sutan Syahrir langsung mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan. Syahrir menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang dan bisa saja Jepang menyerah sewaktu-waktu kepada sekutu. Syahrir juga bilang bahwa pengikutnya siap melucuti tentara Jepang. Kemudian prihal naskah proklamasi telah disusun Syahrir serta siap disebarkan ke seluruh Jawa. Contohlah Syahrir gaes.. masih muda berfikiran kritis dan setiap langkahnya terencana. Bukan untuk dirinya sendiri gaes.. untuk kemerdekaan Indonesia pula.
Namun Soekarno memiliki pendapat yang berbeda gaes, menurutnya jika proklamasi kemerdekaan RI dipaksakan saat itu, maka dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Ini juga perlu kalian teladani gaes.. beliau berfikir logis dan penuh pertimbangan dalam melangkah.
15 Agustus 1945 :
Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu. Jepang yang berkuasa di Indonesia telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan Indonesia ke tangan Belanda. Jepang sudah tidak punya pilihan lagi gaes. Pertimbangan terbaik Jepang kala itu menyerah gaes. Padahal tentaranya di daerah jajahan masih haus akan perang gaes.
Setelah mendengar kabar tersebut, para pemuda Indonesia mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia gaes. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong gaes. Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo lantas menemui Laksamana Maeda, di kantornya di Jalan Imam Bonjol. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan negosiasi mereka di Dalat sambil menegaskan bahwa ia masih menunggu instruksi dari Tokyo. Bapak Laksamana Maeda memang baik hati ini gaes. Orang Jepang dari kasta elite yang peduli dan simpati terhadap kemerdekaan Indonesia.
Sesudah pertemuan itu gaes, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan PPKI pada tanggal 16 Agustus keesokan harinya di Jalan Pejambon guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan UUD.
Malam harinya, perwakilan pemuda yaitu Darwis dan Wikana menemui Soekarno dan Hatta di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta dan kembali mendesak agar mau memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 16 Agustus 1945. Namun keduanya tetap menolak ide tersebut dan bersikukuh bahwa kemerdekaan harus dibicarakan oleh PPKI. Waah.. bakalan panas ini gaes seperti pemilu presiden.
16 Agustus 1945 :
Pada dini hari 16 Agustus 1945, golongan muda mengadakan rapat di Asrama Baperpi, Jalan Cikini 71 Jakarta dengan keputusan untuk membawa Soekarno dan Hatta keluar dari kota Jakarta agar tidak terkena pengaruh Jepang. Saat itu pula, selepas Soekarno dan Hatta menikmati santap sahur, mereka “diculik” oleh Soekarni, Yusuf Kunto, dan Syodanco Singgih ke Rangasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Namun Soekarno Hatta tetap bersikukuh terhadap pendiriannya.
Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi batal dilaksanakan gaes karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi “penculikan” terhadap keduanya.
Pada sore harinya, Ahmad Soebarjo soulmatenya Soekarno memberi jaminan bahwa selambat-lambatnya 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta akan memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Syodanco Subeno (komandan kompi tentara PETA di Rengasdengklok) akhirnya memperbolehkan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta. Mereka kembali ke Jakarta pada petang hari. Menuju ke kediaman Laksamana Maeda, kemudian Soekarno diantarkan ke Hoichi Yamamoto (Kepala Pemerintah Militer Jepang), namun menolak menemui Soekarno. Kemudian oleh Laksamana Maeda diantarkan lagi ke Nishimura (Kepala Departemen Umum Pemerintahan Militer Jepang) untuk menjajaki sikapnya terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia. Nishimura melarang Sukarno-Hatta untuk mengadakan rapat PPKI dalam rangka pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan gaes, karena menurutnya Indonesia dalam kondisi status quo. Soekarno tidak bisa berharap lagi kepada Jepang gaes. Akhirnya setelah pertemuan itu mereka kembali ke rumah Laksamana Maeda.
Laksamana Maeda meminta undur diri untuk beristirahat dan mempersilakan para pemimpin Indonesia berunding sampai puas di rumahnya. Sudah lelah gaes Laksamana menuruti kita-kita ini gaes. Di ruang makan Maeda, dirumuskanlah naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ketika peristiwa itu berlangsung Maeda tidak hadir, tetapi Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura hadir bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah untuk menyaksikan Sukarno, Hatta, dan Ahmad Subarjo membahas perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Sukarno pertama kali menuliskan kata pernyataan “Proklamasi” gaes. Sukarno kemudian bertanya kepada Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo. “Bagaimana bunyi rancangan pada draf pembukaan UUD bro? Kedua orang yang ditanyapun tidak ingat persis. Ahmad Subarjo kemudian menyampaikan kalimat “ seperti ini bung : Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”. Kemudian.Moh. Hatta menambahkan kalimat: “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempoh yang sesingkat-singkatnya”. Sukarno menuliskan, “Jakarta, 17-8-’05 Wakil-wakil bangsa Indonesia”, sebagai penutup.
Pukul 04.00 WIB dini hari, Sukarno minta persetujuan dan minta tanda tangan kepada semua yang hadir sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia gaes. Para pemuda menolak dengan alasan sebagian yang hadir banyak yang menjadi kolaborator Jepang. Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi cukup ditandatangani dua orang tokoh, yakni Sukarno dan Moh. Hatta, atas nama bangsa Indonesia. Usul Sukarni diterima. Dengan beberapa perubahan yang telah disetujui, maka konsep itu kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik untuk di ketik. Mesin ketik nya pakai mesin ketik jadul gaes. Jika salah tidak bisa di undo. Harus hati-hati gaes.
17 Agustus 1945 :
Pada pukul 5 pagi tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin dan pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda dengan diliputi kebanggaan gaes. Mereka telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan di rumah Sukarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 pada pukul 10 pagi. Hatta berpesan kepada B.M. Diah untuk memperbanyak teks Proklamasi dan
menyiarkannya ke seluruh dunia. Ingat gaes jaman dulu belum ada WhatsApp, Instagram, Line dan Facebook. Makanya agak lama sampai ke daerah - daerah terkait berita proklamasi ini gaes.
Pada pagi hari itu juga, rumah Sukarno dipadati oleh sejumlah massa. Untuk menjaga keamanan upacara pembacaan Proklamasi, dr. Muwardi meminta Latief Hendraningrat beserta beberapa anak buahnya untuk berjaga-jaga di sekitar rumah Sukarno. Sementara itu, Walikota Jakarta, Suwiryo memerintahkan kepada Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon. Sedangkan Sudiro memerintahkan kepada S.Suhud untuk menyiapkan tiang bendera. S. Suhud mendapatkan bendera Merah Putih dari Ibu Fatmawati. Bendera dijahit Ibu Fatmawati sendiri gaes dan ukurannya sangat besar.
Acara yang direncanakan pada upacara bersejarah itu adalah:
1. Pembacaan teks proklamasi
2. Pengibaran bendera Merah Putih; dan
3. Sambutan walikota Suwiryo dan dr. Muwardi dari keamanan.
Prosesinya seperti ini gaes :
Hari Jumat Legi, tepat pukul 10.00 WIB, Sukarno dan Moh. Hatta keluar keserambi depan, diikuti oleh Ibu Fatmawati. Sukarno dan Moh. Hatta maju beberapa langkah. Sukarno mendekati mikrofon untuk membacakan teks proklamasi.
Acara berikutnya adalah pengibaran bendera Merah Putih yang dilakukan oleh Latief Hendraningrat dan S. Suhud. Bersamaan dengan naiknya bendera Merah Putih, para hadirin secara spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya tanpa ada yang memimpin. Setelah itu, Suwiryo memberikan sambutan dan kemudian disusul sambutan dr. Muwardi. Sekitar pukul 11.00 WIB, upacara telah selesai. Kemudian dr. Muwardi menunjuk beberapa anggota Barisan Pelopor untuk menjaga keselamatan Sukarno dan Moh. Hatta.
Bersambung....
Jika ada pertanyaan silahkan komentar di kolom komentar ya.. yang bertanya akan mendapatkan poin lho..
Jika sudah tidak ada pertanyaan.. silahkan kalian Klik Link dibawah ini ya untuk mengerjakan evaluasi berupa pilihan ganda saja. Tenang.. Boleh membuka buku atau cari di internet. 😉
Silahkan kalian kerjakan Evaluasi Materi ini dengan cara klik gambar dibawah ini.
No comments:
Post a Comment